Minggu, 31 Mei 2009

Santet

Santet, teluh, sihir atau apapun namanya adalah energi negatif yang mampu merusak kehidupan seseorang : berupa terkena penyakit, kehancuran rumah tangga hingga sampai dengan kematian.

Berbagai penyelidikan pun telah banyak dilakukan ilmuwan terhadap fenomena santet dan sejenisnya. Tentu metode penelitian para ilmuwan agak berbeda dengan agamawan. Jika para agamawan memakai rujukan dalil2 kitab suci (ayat kitabiyah), maka para ilmuwan menggunakan ayat kauniyah (alam semesta) untuk menyelidiki santet ini.

Penyelidikan menggunakan ayat kauniyah tentunya harus memiliki metode yang s ifa tnya ilmiah, mulai dari mencari kasus2 santet, tipe2 santet, gejala, akibat dlsb. Lalu kemudian dilakukan berbagai eksperimen untuk penyembuhannya. Salah satu kesimpulan/pendapat yang mengemuka adalah santet itu sebenarnya adalah energi. Kenapa dalam kasus santet bisa masuk paku, kalajengking, penggorengan dll bisa dijelaskan melalui proses materialisasi energi.

Nah, santet dan mahluk halus itu ternyata energi yang bermuatan (-). Bumipun ternyata memiliki muatan (-). Dalam hukum C Coulomb dikatakan bahwa muatan yang senama akan saling tolak menolak dan muatan yang tidak senama justru akan tarik menarik. Rumusnya :

F = K * ((Q1*Q2)/R^2)

F = gaya tarik menarik

K = Konstanta

Q1, Q2 = muatan

R = jarak

Nah karena demit alias mahluk halus dan bumi itu sama-sama bermuatan (-) makannya para demit itu tidaklah menyentuh bumi. Orang tua jaman dulu juga sering mengingatkan jika bicara dgn orang yg tidak dikenal pd malam hari maka lihatlah apakah kakinya menapak ke bumi atau tidak. Jika tidak maka ia berarti golongan mahluk halus.

Begitu juga dengan santet yang ternyata bermuatan (-) maka secara fisika bisa ditanggulangi atau ditangkal dengan hukum C Coulomb ini. Saya tidak membahas metode melawan santet dengan zikir karena sudah banyak dibahas tapi saya menawarkan alternatif lainnya yg bisa bersifat “standalone” (utk non muslim) maupun digabungkan dgn zikir (utk muslim).

Beberapa Metodenya :

Cara 1
Tidurlah dilantai yang langsung menyentuh bumi. Boleh gunakan alas tidur asal tidak lebih dari 15 Cm. Dengan tidur dilantai maka santet kesulitan masuk karena terhalang muatan (-) dari bumi.

Cara 2
Membuat alat elektronik yang mampu memancarkan gelombang bermuatan (-). Mahluk halus, jin, santet dll akan menjauh jika terkena getaran alat ini. Tapi Kelemahan alat ini tidak mampu mendeteksi mahluk baik dan jahat. Jadi, alat ini akan “menghajar” mahluk apa saja. Jika ada jin baik dan jin jahat maka keduanya akan “diusir” juga.

Cara 3
Melakukan gerakan senam khusus dimana tapak kaki harus menyentuh bumi. Gerakan senam ini hanya punya satu gerakan inti saja jadi mudah sekali dilakukan oleh anak2 hingga orang tua. Selain utk penyembuhan berbagai penyakit medis yg sulit sembuh, senam ini cukup banyak menyelesaikan kasus santet juga. Ini murni senam, tanpa mantra atau pernafasan khusus.

Cara 4
Menanam pohon atau tanaman yang memiliki muatan (-). Bagi yang peka spiritual, aura tanaman ini adalah terasa “dingin”. Pohon yang memiliki muatan (-) diantaranya : dadap, pacar air, kelor, bambu kuning dll. Tanaman sejenis ini paling tidak disukai mahluk halus. Biasanya tanaman bermuatan (-) ini tidaklah mencengkram terlalu kuat di tanah (bumi) dibandingkan dengan tanaman bermuatan (+)

Lain halnya dengan pohon yang memiliki muatan (+) seperti pohon asem, beringin, belimbing, kemuning, alas randu dll maka phohon sejenis ini tentu akan menarik mahluk halus dan seringkali dijadikan tempat tinggal. Hal ini dikarenakan ada gaya tarik menarik antara pohon (+) dan mahluk halus (-) sesuai hukum C Coulomb.

Kamis, 28 Mei 2009

Keris Berdiri

Tidak semua keris mempunyai keistimewaan sampai berdiri di samping sarongnya, hanya keris yang berbobot selaras dengan hukum alam secara vertikal dan horisontal yang menampilkan karya adiluhung dari budaya Nusantara. Pembuatannya memilikki perhitungan yang baku mulai dari seleksi bahan (besi, hulu dan jenis warangka), cara meracik, meramu dan menimpa besi berkali-kali dan proses akhir adalah memberikan nama sebagai pelengkap Sang Urip oleh keris tersebut… Sang Empu bukan hanya seorang ahli dalam membuat benda keris, tetapi mempunyai tingkat kerohanian yang sepadan dengan pendeta maupun seorang ilmuwan yang mengetahui rahasia gaib tentang 3 alam sekali pun, yaitu alam atas, alam tengah dan alam bawah.

Sebuah misteri yang belum terpecahkan, bagaimanakah para pendahulu membuat bangunan-bangunan yang monumental termasuk Borobodur, di Magelang Jawa Tengah dan Piramida di Mesir. Di jaman modernisasi masih meraba-raba mengenai teknologi beserta ilmu dan pengetahuan masa lalu.

Banyak missing link dalam ajaran sekaligus menjadi tahayul bagi banyak orang. Perkiraanku, tetap ada ilmiah di balik semua, kemahiran para Empu membuat keris merupakan sebuah misteri bagi khalayak.

Berdirinya keris mengisyaratkan balance of forces – keseimbangan antara kekuatan fisik, metafisika dan fisika, alam nyata dan alam gaib. Sang Empu mengetahui kode-kode rahasia alam yang bisa disalurkan melalui proses pembuatan keris, berupa pamor, dapur, pemilihan besi, hulu dan sebagainya. Kode-kode tersebut menjadi rumusan dalam tahapan pembuatan keris dan telah mencapai perwujudan cipta – karsa – rasa.

Faktor lainnya adalah spatial – time (ruang dan waktu), maksudnya adalah pemilihan tempat kerja dan waktu. Di Bali, mengerjakan karya dan lainnya termasuk perayaan Pura mengacu pada Kalender Hindu Bali. Membuat topeng di Bali, khususnya untuk dijadikan Pusaka Keluarga, pembuat topeng mendalami banyak proses penyucian dan pembersihan bathiniah termasuk ritual permohonan di Pura keluarga untuk menurunkan pewahyuhan dan titah. Berapa kali aktivitas semadi dilakukan di Pura Keluarga agar kekuatan yang mengalir kepada pembuat topeng merupakan restu yang mengarahkan seluruh jiwa dan raga demi kelancaran proses penciptaan.

Membuat Pura atau bangunan suci mengharuskan untuk berkonsultasi kepada Pedanda (Pendeta Hindu) guna mengetahui waktu yang tepat, dari proses awal sampai akhir bangunan itu jadi, ada proses berikutnya lagi yaitu menghidupkannya. Jika ada lokasi atau sebidang tempat yang ditemukan mengandung benang sejarah dan benda artifak, pertimbangan secepatnya adalah membangun palinggihan Pura. Kepercayaan adalah tempat tersebut perlu disucikan sehingga segala penampakan membutuhkan satu kesatuan harmonisasi dengan alam dan jagat lainnya yang memiliki sejarah.

Ada ajaran dari Sang Wiku, Albert Einstein mengenai teori relativitas dan ajaran lainnya termasuk mass, volume, weight. Sebuah keris ada pakemnya, berat, bentuk, besi dan lain-lain yang sekiranya mempunyai angka yang tepat sesuai ilmu pembuatan pedang. Albert Einstein mempunyai teori fisika, tapi Leluhur kita sudah menjadi Albert Einstein jaman dahulu, tidak perlu rumusan yang rumit, tapi hasilnya tidak semua orang bisa menjiplak. Leluhur kita sudah mengetahui kode-kode dan rahasia alam, secara turun-tumurun ada upaya untuk mewariskan ilmu keluhuran tersebut agar tidak punah. Soal waktu saja, budaya masa lalu akan kembali seperti dahulu dengan kesempurnaan pemahaman mengenai guna. Pengertian budaya adalah fungsi, berbeda dengan pelestarian budaya. Indonesia memilikki alam yang begitu indah, dan sudah seharusnya bisa mengembangkan budaya dan mengembalikan alamnya yang sudah mulai surut dan kering.

Misteri ini mempunyai ilmu tersendiri walau di dunia barat baru menunjukkan ilmu anti-gravitasi – mencari pola magnet yang bisa membuat besi terangkat beberapa inci dari dasar; Indonesia sudah memilikki budaya dan ilmu warisan Leluhur mengenai keseimbangan, ujung pedang seukuran diameter rambut dapat menunjukkan ada ilmu di baliknya semua, dan ada ilmiah yang belum terinci dan bisa dijelaskan.

Fenomena keris berdiri secara bersamaan menunjukan idealisme kebersatuan. Bila mana tenaga yang memancar dari beberapa keris terlalu kuat bagi yang lainnya, terjadi perlawanan dan saling menjatuhkan. Namun sebaliknya, jika kekuatan di antara keris mempunyai kesejajaran, penampakan kekuatan saling mendukung yang menciptakan keharmonisan. Jika kita mampu berdiri di atas tanah dengan kebanggaan melalui budaya sendiri, lebih elok dan lebih berarti daripada berbicara tanpa dasar yg akan membuat kita kehilangan akal.

Rabu, 27 Mei 2009

Pesugihan Kucing Hitam


Apa jadinya bila anak sendiri dijadikan tumbal iblis untuk memperoleh kekayaan di muka bumi ini. Kehidupan yang sulit, susah mencari kerja, patah semangat, ingin mendapat harta secara instan kadang membuat orang gelap mata. Kita seharusnya tahu bahwa apapun di dunia ini ada yang mengatur, Tuhan selalu menjaga setiap makhluknya untuk dapat hidup layak. Akan tetapi apa yang dilakukan Rusdi (nama samaran) bertolak belakang dari perintah dan kehendak Yang Di Atas.

Semua berawal dari gagalnya usaha Rusdi mencari pekerjaan, tanpa bekal pendidikan dan ketrampilan yang dimiliki akan sulit mendapat pekerjaan sesuai yang diharapkan. Sudah beberapa kali Rusdi membuka usaha, akan tetapi selalu gagal dan gagal, mungkin yang membuat gagal karena dirinya hobi judi, setiap mendapat rezeki sedikit saja selalu mencari tempat berjudi. Sekeras apapun usaha yang dilakukan Rusdi, tidak dapat menolong dirinya, judi sudah menjadi bagian dari hidupnya. Semua tahu, judi dilarang, akan tetapi tetap saja secara sembunyi- sembunyi Rusdi melakukannya. Alhasil, yang didapat tak lain adalah hancurnya keluarga, harapan dan cita-cita untuk hidup normal seperti kebanyakan orang lainnya.

Dengan rasa gontai ditelusurinya pematang sawah, Rusdi tidak menyadarinya, semua bisa begini karena akibat hobi judinya. "Apapun akan aku lakukan asal dapat uang," Rusdi berbicara sendiri.

Sementara itu istri Rusdi dan anaknya yang masih berumur 3,5 tahun bingung, sudah dua hari Rusdi tidak pulang rumah. Beberapa penagih utang berdatangan di rumahnya, kadang orang menagih sambil marah-marah, karena sudah lama utang tak terbayar. Rasa bersalah dan takut dirasakan istri Rusdi. Sementara itu Rusdi masuk hutan mendatangi makam yang ada di tengah hutan.

Menurut kabar angin, yang di makam di dalam hutan itu dulunya selama masih hidup adalah seorang dukun jahat yang suka mencelakai orang lain, kejahatanya sudah menjadi ceritera turun menurun di kampung tersebut. Di atas makam itu berdiri pohon yang sangat besar, menaungi siapa saja yang di bawahnya.

Rasa lelah membuat Rusdi tertidur di antara akar-akar pohon, dalam tidurnya Rusdi bermimpi, bertemu dengan perempuan yang sangat cantik, perempuan itu sanggup memberikan apa saja kepada Rusdi, tetapi dengan dua syarat, yang pertama Rusdi harus mau merawat seekor kucing hitam dan harus tidur bersama kucing itu, syarat yang kedua Rusdi harus mempersembahkan anak tunggalnya untuk korban kepada penunggu makam tua itu. Tanpa pikir panjang Rusdi pun menyanggupinya. "Aku sanggup..! aku sanggup..! aku sanggup..!",Rusdi berteriak, bersamaan itu terbangunlah dia dari tidurnya.

Di depannya seekor kucing hitam memperhatikan dirinya. "Nyai, aku akan melakukan apa saja, asalkan aku dapat kaya raya nyai," Rusdi berteriak –teriak. Tanpa diduga secepat kilat kucing hitam telah melompat dalam pangkuannya, diam sambil menjilat-jilat tangan Rusdi. "Pulanglah Rusdi, anak istrimu sudah menunggumu, mulai saat ini engkau menjadi abdiku, apapun yang engkau inginkan akan aku kabulkan, tapi ingat, sekali saja engkau menyia-nyiakan kucing itu, aku akan mengambil nyawamu," terdengar suara di antara pohon besar itu. "Baiklah, akan aku rawat kucing ini, seperti merawat diriku sendiri," sela Rusdi.

Sementara itu di rumah Rusdi sudah berkumpul banyak orang, istri Rusdi menangis sejadi-jadinya. Anak tunggalnya meninggal tanpa sebab yang jelas. Beberapa tetangga berdatangan dan mempersiapkan perlengkapan pemakaman, orang yang hadir di tempat tersebut berbisik-bisik menanyakan keberadaan Rusdi. "Bapak apa itu, sudah beberapa hari tidak tidur di rumah," timpal warga. "Memang Pak Rusdi itu orang tua yang tidak bertanggung jawab, tahunya hanya judi melulu," terdengar suara ibu yang lain.

Dalam perjalanan pulang, Rusdi dibuat binggung, beberapa orang menyongsong kedatangannya, bahkan ada yang mengatakan dirinya harus sabar dan tawakal menghadapi cobaan. Dilihatnya rumahnya telah dipenuhi tetangga-tetangganya. "Ada apa ini," suaranya lirih. Begitu melihat anaknya telah tiada, rasa sedih tak tertahankan. Dalam hati Rusdi mengaku, bahwa kematian anaknya adalah akibat perjanjiannya dengan penunggu pohon di tengah hutan itu.

Beberapa bulan kemudian perekonomian Rusdi melonjak dengan sangat cepat, rumah yang dulunya dari papan kini berubah menjadi gedung yang sangat megah dengan tembok yang dikelilingi pagar. Tampak dua buah mobil terparkir di serambi rumah, baju yang dulunya kumal berubah menjadi jas yang selalu berganti-ganti. Di rumah Rusdi juga terdapat ruangan khusus untuk menempatkan sesajian yang diperuntukkan kepada kucing hitam yang dia bawa dari hutan. Segala yang diinginkan keluarga ini tercapai sudah, uang tidak menjadi masalah.

Apa yang didapat Rusdi secara cepat, membuat para tetangganya menaruh curiga, apalagi Rusdi tidak punya pekerjaan tetap, yang lebih menyedihkan lagi di malam–malam tertentu sering terdengar anak kecil memanggil–manggil nama Rusdi, siapa lagi kalau bukan anaknya yang telah meninggal beberapa bulan yang lalu.

Melihat hal yang janggal itu, atas kesepakatan warga yang lain dilaporkan kepada kepala desa setempat. Mendapat laporan dari warganya, lurah desa Burhadi menyatakan kepada warganya untuk tidak terlalu berprasangka buruk dulu dan diharapkan warga tenang, dia akan menyelidiki apakah yang dilakukakan keluarga Rusdi keluar dari kaidah agama.

Walaupun Rusdi berusaha menutupi perbuatan maksiatnya, tetap saja beberapa tetangganya mengetahuinya. Sepandai- pandai tupai melompat akhirnya jatuh jua. Diam–diam beberapa warga memperhatikan setiap langkah yang diperbuat Rusdi. Melalui pembantunya apa yang telah diperbuat Rusdi mulai terkuak. "Benar Pak Lurah, juragan saya itu kalau makan dan tidur bersama kucing hitam, dan ada satu kamar yang khusus digunakan untuk sesaji, tidak boleh siapapun masuk kamar pribadi itu," tutur pembantu Rusdi.

Akan tetapi sebelum Lurah dan warga desa bertindak, terdengar khabar bahwa juragan Rusdi meninggal digigit binatang buas. Banyak orang yang tidak percaya, di desa tersebut tidak ada binatang buas yang ada hanya hewan sebangsa anjing, kucing peliharaan pendududk desa.

Berita meninggalnya juragan Rusdi cepat tersebar luas di kampung tersebut, beberapa orang bertanya–tanya, apa penyebab juragan yang kaya raya itu meninggal.

Dua hari setelah pemakaman Rusdi, Miarsih, istri Rusdi mendatangi lurah desanya. "Ampun Pak Lurah, suami saya meninggal saya penyebabnya, itu semua terjadi karena suami saya telah tega mengorbankan anaknya untuk tumbal mencari kekayaan. Kucing hitam yang ada di rumah saya itu yang membuat suami saya berbuat begitu. Terpaksa saya pukul dengan balok kayu hingga mati, akan tetapi ternyata matinya kucing itu membawa nyawa bagi suami saya," tutur Miarsih istri Rusdi.

Mendengar keterangan itu, Kepala desa tidak dapat berbuat apa-apa. Apa yang diperbuat Rusdi telah mendapat ganjarannya. Dari kejadian itu dapat menjadikan contoh warga desa yang lain, bahwa apa yang didapat dari yang tidak wajar, hanya membawa kesenangan sesaat dan berakhir penyesalan berkepanjangan.

Para tetangga Rusdi di hari-hari tertentu sering mendengar suara Rusdi sedang menangis minta tolong, tangisan Rusdi menyayat hati, minta ampun pada anak dan istrinya. Tetapi kejadian itu sudah menjadi kisah bagi warga desa. Kini Rusdi tinggal empertanggungjawabkan perbuatanya selama hidup di dunia di hadapan-Nya.

Cerita Nyi Roro Kidul dalam 3 Versi

Nyi Roro Kidul Versi Keraton Yogyakarta

Menurut beberapa sumber dari keraton Yogyakarta, Nyi Loro Kidul sebenarnya adalah putra (anak) dari seorang begawan bernama Abdi Waksa Geni. Ia berasal dari keluarga dengan dua bersaudara. Saudara kandungnya bernama Nawangsari, sedangkan nama dia yang sesungguhnya tidak diketahui. Awalnya, sewaktu masih menjadi manusia biasa Nyi Loro Kidul adalah gadis yang buruk rupa. Sedangkan saudara kandungnya sangat cantik. Kondisi ini membuat Nyi Loro kidul merasa minder bergaul dengan orang-orang di lingkungannya. Karena ayahnya seorang abdi, maka ayahnya selalu mengingatkan ia untuk tidak bersikap demikian.

Sebagai usaha menghilangkan perasaan minder itu, ayah Nyi Loro Kidul meminta ia agar mandi dan bertapa di laut selatan. Pada saat mandi itulah ia didatangi oleh seorang dewa. Dewa itu menawarinya untuk merubah wajahnya menjadi cantik, dengan syarat dia harus mau diangkat jadi ratu di pantai laut selatan. Dengan adanya tawaran itu sang putri mau menerima, karena sudah terlanjur tidak mau bergaul dengan orang lain. Maka jadilah ia seorang yang cantik dan menguasai Kerajaan Laut Selatan, seperti yang dipercaya orang sampai saat ini.

Keterkaitan antara kerjaan Mataram dengan Nyi Loro Kidul bermula pada saat sang raja ditawari menikah denganya. Ratu kidul sangat tergila-gila pada sang raja yang memiliki wajah yang sangat tampan. Pertemuan Nyi Loro Kidul dengan raja Mataram bermula pada saat sang raja bertapa di pantai Parangkusumo. Saat bertapa itu ratu Laut Kidul menemui Sang raja. Ratu Laut kidul menyukai sang raja dan mengatakan bahwa jika raja mau menjadi suaminya ia berjanji akan membantu menjaga kerajaan mataram sampai akhir hayatnya, bahkan sampai kiamat. Setelah menikah, sang raja diminta makan sebuah telur yang di berikan oleh Ratu kidul. Dengan memakan telor itu, sang Raja akan hidup abadi. Tetapi karena raja adalah seorang manusia maka dia tidak mau hidup abadi tetapi ingin mati seperti manusia umumnya, karena dia menginginkan ada keturunnnya yang meneruskan kekuasaanya.

Sang raja tidak memakan telur itu yang diberikan ratu, tetapi telur itu diberikan kepada abdi dalem yang dikasihi. Abdi dalem yang memakan telor pemberian ratu itu kemudian berubah menjadi raksasa yang menakutkan. Karena raksasa itu menakutkan maka ia diperintahkan raja agar menjadi penjaga gunung Merapi. Raksasa kemudian diberinama Kiai Sapu Jagat.

Menurut abdi dalem keraton Yogyakarta, delapan puluh persen masyarakat Yogyakarta mempercayai kebenaran cerita Nyi Loro Kidul. Bukti kepercayaan itu dengan dilaksanakannya kegiatan labuhan yang dilaksanakan setiap tahun di Pantai Parang Tritis. Kegiatan labuhan ini bertujuan untuk memberikan nafkah kepada Sang Ratu dari raja. Sebagaimana halnya seorang suami sang raja wajib memberikan nafkah kepada istrinya. Persembahan yang diberikan dalam labuhan ini juga berupa makanan dan barang-barang tertentu yang sudah ditentukan, termasuk pakaian sang raja yang sudah bekas juga diberikan kepada Sang Ratu.

Nyi Roro Kidul Versi Keraton surakarta

Cerita mengenai Nyi Loro Kidul bukan hanya diyakini oleh masyarakat Yogyakarta sebagai kota yang sangat dekat dengan pantai selatan. Tetapi cerita ini diyakini juga oleh sebagian masyarakat Surakarta, terutama bagi para abdi dalem Keraton. Nyi Loro Kidul adalah sosok yang sangat diyakini keberadaannya. Menurut sebagian besar abdi dalem, Nyi Loro Kidul dipercaya sebagai istri Raja.

Sebagai wujud kepercayaan mereka terhadap keberadaan Nyi Loro Kidul, pihak keraton selalu mengadakan suatu kegiatan sebagai upacaraa untuk menghormati Sang Ratu. Kegiatan yang dilakukan adalah kegiatan labuhan yang dilaksanakan di pantai selatan. Untuk kerajaan surakarta, labuhan dilaksanakan di pantai Parangkusumo sedangkan labuhan yang dilaksanakan oleh Raja Yogyakarta dilaksanakan di Parangtritis.
Adanya kesamaan keyakinan ini ternyata menunjukan adanya kesamaan latarbelakang sejarah dari kedua kerajaan ini. Dimana antara kerton Yogyakarta dan Surakarta berasal dari kerajaan Mataram. Sehingga kepercayaan terhadap keberadaan Nyi Loro Kidul pun sama. Hal ini juga ditunjukan adanya kesamaan nama-nama tempat sebagai bentuk keyakinan adanya Nyi Loro Kidul. Di kerajaan Surakarta, kita mengenal suatu tempat yang dinamakan Tamansari. Di tempat inilah sang raja sering berkomunikasi dengan Nyi Loro Kidul yang dilakukan setiap malam Suro. Disamping itu di keraton Surakarta juga mengadakan tari Bedoyo yang fungsinya sebagai peringatan atau menghibur raja sekaligus memfasilitasi pertemuan antara raja dengan Sang Ratu. Pada saat dilangsungkannya tarian ini, Nyi Loro Kidul diyakini ikut serta secara langsung dalam tarian itu. Bahkan sampai saat ini, orang masih yakin kehadiran Nyi Loro Kidul dalam tarian yang dipertontonkan itu. Tarian yang dimainkan sebanyak sembilan orang itu dengan sendirinya akan menjadi sepuluh orang dan yang satunya diyakini sebagai Nyi Loro Kidul. Tarian ini dilaksanakan pada hari jumat dan selasa kliwon jam 14.00-15.00.

Bukti kepercayaan adanya Nyi Loro Kidul juga dapat dilihat dari cerita para abdi dalem. Menurut kesaksian dari mereka, jika ada orang yang membawa pasir yang berada di depan pendopo kerajaan, maka orang yang membawa pasir tersebut akan ditemui oleh Nyi Loro Kidul. Pera abdi dalem mengatakan sering ada kejadian seperti halnya kesurupan yang diyakini sebagai pertemuan orang itu dengan Nyi Loro Kidul.

Selain keyakinan akan keberadaan Nyi Loro Kidul di lingkunan keraton Surakarta, ada juga yang meyakini akan kekuatan sang ratu terhadap penyembuhan berbagai penyakit. Pasir yang terhampar di depan pendopo diyakini juga bisa menyembuhkan bagi mereka yang memiliki penyakit reumatik, darah tinggi, dan penyakit gawat lainya. Hal ini dikarenakkan pasir yang diambil dan disebarkan dipelataran pendopo itu diambil dari Gunung Merapi dan Pantai Parangkusumo. Dimana kedua tempat itu sering disebut sebagai tempat tinggal sang Ratu Kidul.

Dari beberapa abdi dalem yang sempat berdiskusi mengenai keberadaan Nyi Loro Kidul pada umumnya mereka mempercayai keberdaannya, meskipun ada juga yang menyanggah keberadaannya. Para abdi dalem itu mengatakan sering juga mendengar adanya orang-orang yang bertemu dengan Nyi Loro Kidul. Pak Ponco misalnya, ia sudah beberapa kali bertemu dengan Nyi Loro Kidul ketika berada di depan pendopo. Ia mengatakan Nyi Loro Kidul mirip dengan tokoh film Susana yang memiliki tahi lalat di pipi kanan. Berbeda denangan pak Ponco, salah satu guid yang sudah sepuluh tahun mengabdi di Keraton Surakarta ini justru tidak mempercayai sama sekali keberadaan Nyi Loro Kidul. Ia hanya mengatakan semua tergantung kepercayaan. Buktinya selama ia mengabdi tidak sekalipun ia pernah bertemu dengannya.

Nyi Roro Kidul Versi Jawa Barat

Nyi Loro Kidul bukan hanya dipercaya di daerah Yogyakarta, tetapi juga daerah Jawa Barat. Ada beberapa perbedaan mengenai asal usul cerita Ratu Laut selatan ini. Cerita Ratu Laut Selatan versi Jawab Barat dapat kita lihat dalam buku kumpulan cerita rakyat tulisan Tira Ikranegara dan M.B., Rahimsyah, berjudul Seri Dongeng Populer Anak Indonesi yang diterbitkan oleh Pustaka Agung Harapan, Surabaya. Versi tersebut dapat kita lihat pada cerita berikut ini.

Nyai Ratu Kidul dipercyai sebagai seorang ratu kidul yang sakti, yang menguasai samudra Indonesia. Di jawa tengah, dia juga dikenal denan nama Nyi Loro Kidul atau Nyi Lara Kidul. Pendududuk sepanjang patai selaan pulau Jawa sampai saat ini masih mempercyai kesaktiannya, bahkan di Parang tritis sebuah objek wisat, kadang-kadang masih dilakukan upacara yang berkaitan denan Nyai Ratu Kidul. Tentang asal usul dan riwayat Nyai Ratu Kidul, ada bermacam-macam versi. Dan yang diceritakn di sini adalah sebuah riwayat yang berasal dari daerah Jawa barat.

Di kerajaan Pajajaran Purba bertahlah seorang raja yang bernama Prabu Mndingsari. Baginda dikenal sebagai raja yang berwajah tampan dan bijaksana dalam pemerintahan, hingga dicintai segenap rakyat Pejajaran. Prabu Mundingsari sangat gemar pergi berburu dengan diiringi tamtama atau pengawal. Tetapi hari itu baginda teresat dan terpisah dari para pengawalnya ketika memburu seekor kijang. Prbu Mundingsari mencoba mencari pengawalnya. Tetapi, sesudah menjelajahi rimba itu sampai setengah hari jejak para pengawal itu belum juga tampak, sehingga baginda Mundingsari semakin jauh tersesat. Haripun mulai gelap, baginda bermaksud beristirahat.

Karena lelahnya, baginda Mundingsari tertidur. Dalam keadaan setengah tertidur itu, tiba-tiba merasa ada seseorang berada di dekatnya. Baginda terkejut dan segera bangun. Di hadapannya telah berdiri seorang gadis yang sangat cantik dan tengah tersenyum padanya. ”Oh, siapakah kau....?!” tanya Prabu Mundingsari keheranan.

”Hanya adalah cucu dari raja rimba ini.... Apakah tuan adalah raja Mundingsari dari Pejajaran?”.
”Ya, aku adalah raja Mundingsari. Ada apa kiranya?”
”Tuanku tampaknya tersesat dan terpisah dari para pengawal tuanku. Sudilah kiranya tuanku singgah di istana kakekku sambil beristirahat di sana....”
Karena undangan tu disampaikan dengan ramah dari sopan santun, baginda Mundingsari tidak dapat menolaknya, apalagi orang yang mengundangnya adalah seorang gadis yang sangat cantik. Raja Pajajaran itupun mengikuti si gadis cantik itu.
Tak seberapa lama kemudian sampailah mereka pada istana tempat tinggal gadis itu. Gadis itu segera membawa prabu Mundingsari masuk ke dalam istana. Mereka disambut oleh seorang raja yang berwajah cukup seram. Tetapi kata-katanya cukkup ramah.
”Ah...hah...hah...hah...ha
h....! Prabu Mundingsari, selamat datang di istanaku walaupun tidak seindah istanamu. Kuharap kau akan betah tinggal di sini..! cucuku mencintai tuan hingga tiap malam, wajah tuan selalu terbawa mimpi dan bahkan dia jatuh sakit. Soal terpisahmu dari pengawal tuan tersesat di rimba ini, akulah yang mengatunya..!”
Prabu mundingsari merasa heran akan kata-kata raja itu. Dia menoleh pada putri cantik itu yang tampak wajahnya kemalu-maluan.

Karena kecantikan putri itu, lagi pula karena kelemah lembutan putri itu, Prabu Mundingsari segera jatuh hati pada perempuan itu. Kemudian merekapun menika dan hidup dalam kebahagiaan.
Baginda tinggal beberapa lama bersama istrinya di istana dalam rimba itu. Hingga pada suatu hari...
“Adinda rasnya sudah cukup lama kakanda meninggalkan istana Pajajaran. Aku hendak menjengk kesana dan hendak kulihat bagaiman keadaan rakyatku...” kata Prabu Mundingsari.
Setibanya di isana Pajajaran, Baginda disambut dengan isak tangis kegembiraan oleh permaisuri dan sisi istana, karena sudah berbulan-bulan baginda menghilang dalam sebuah perburuan. Kemudian, baginda kembali menduduki tahta Pajajaran dan memerintah sebagaimana sebelumnya.
Beberap bulan kemudian. Pada suatu malam, baginda terjaga dari tidurnya karena mendengar suara tangis bayi... BagindaMundingsari segera bangkit, dan mendatangi sumber suara itu. Maka tampak olehnya sebuah buaian dan di dalamnya terdapat seorang bayi yang tengah menangis.
Baginda segera mendukung bayi yang ternyata seorang bayi perempuan. Tiba-tiba muncul seraut wajah yang dikenalnya sebagai wajah istrinya dari istana di tengah rimba tempo dulu.
”kakanda Mundingsari, bayi itu adalah anak kita! Dia kuserahkan kepada kakanda untuk kau besarkan di kalangan manusia.” kata istrinya itu.
”Di kalangan manusia? Apa maksudmu adinda?” tanya prabu Mundingsari. Tak mengerti.
”sebenarnya bahwa aku dari kalangan siluman...!” sahut istrinya itu
Baginda prabu Mundingsari merasa heran dan hanya tertegun smapi beberapa saat. Dia tidak tahu dan tidak menyadari ketika bayangan wajah putri siluman istrinya itu menghilang.

Demikianlah bayi perempuan itu akhirnya dipelihara di lingkungan istana dan diberi nama Ratna Dewi Suwido. Permaisuri baginda Mundingsari merasa tidak senang akan kehadiran Dewi Suwido di isstana Pajajaran. Dia memperlakukannya dengan bengis.

Delapan belas tahun kemudian, dewi Suwido tumbuh menjadi seorang gadis yang sangat cantik dan sukar dicari tandingannya. Kecantikannya ituterkenal hingga ke negaranegara tetangga. Hal ini semakin membuat tak senang hati sang permaisuri. Apalagi, putrinya tidak secantik Dewi Suwido. Sementara itu sudah banyak lamaaran dari para pangeran yang bermaksud mempersunting Dewi Suwido. Hati permaisuri semakin geram. Oleh sebab itu, timbul maksud jahatnya untuk menyingkirkan Dewi Suwido dari istana.

Dalam mewujudkan maksud jahatnya itu, permaisuri segera mendatangi seorang ahli tenung yang terkenal pandai. ”Ah, tuanku permaisuri tidak perlukhawatir! Hal itu bukan pekerjaan sukar buat hamba,” Kata duun tenung itu.

”Ingat....aku inginkan wajah gadis itu rusak. Hingga seorangpun sudai memandanginya!” pesan sang permaisuri.
Sepeninggal permaisuri, tukang tenung itu segera malaksanakan permintaan permaisuri. Pada malam harinya, dia mulai menyebarkan ilmunya.

Keesokan harinya, Dewi Suwido bangun dari tidurnya dan merasa tidak enak di sekuju badanya.
”Ah. Kepalaku terasa berat. Kuit wajahku pun terasa tebal karena merasa ada kelainan pada wajahnya, gadis itu berkaca. Dia sangat terkejut melihat wajahnya dalam kaca yang kini telah berubah menjadi buruk.
”Ah....apakah.... apakah yang berada di dalam cermin itu adalah wajahku? Mengapa jadi demikian?”
Ketika menyadari bahwa wajah yang berada di cermin itu memang betul wajahnya, hati Dewi Suwido jadi hancur! Dia menangis terus menerus. Kecantikannya smaa sekali sudah tak tersisa.

Berhari-hari gadis itu mengurung diri di kamar, dan tidak mau menjumpai orang. Tetapi, atas pemberitahuan sang permaisuri, prabu Mundingsari akhinya tahu kalau DewiSuwido mengidap penyakit yng berbahaya.
”Ah,.... kau mengidap penyakit lepra, anakku. Penyakit itu adalah salah satu penyakit berbahaya dan dihantui.... Ayahanda merasa menyesal sekali. Tetapi apa boleh buat, kau akan kuasingkan dari istana...” kata Prabu Mundingsari ayahnya.

Hati Dewi Suwido semakin remuk ketika bahkan ayah kandungnya sendiri bermaksud menyingkirkan dan tidak mau berdekatan dengan dirinya. Baginda Mundingsari segera memerintahkan beberapa orang pengawal mengantarkan Dewi Suwido ke dalam rimba.

Setiba di tepi riba, para pengawal tidak mau mengantarkannya lebih jauh. Dengan hati pilu gadis tiu melanjutkan perjalanan ke dalam rimba seorang diri. Dia masih belum tahu hendak menuju kemana....! pada akhirnya, Deewi Suwido tiba di gunung Kombang. Kemudian, dia bertapa di sana dan memohon pada para dewa agar wajahnya dikembalikan sebagaimana sebelumnya.

Bertahun-tahun dia melakukan tapa, tetapi wajahnya bahkan semakin rusak. Tetapi, pada suatu hari, dia mendengar sebuah suara:

”Cucuku, Dewi Suwido! Kalau kau ingin wajahmu kembali seperti semula, berangkahlah menuju ke Selatan. Kau ahrus masuk ke laut selatan dan bersatu dengannya....! dan tak usah kembali dalam pergaulan manusia!”
Setelah mendengar suara itu, Dewi Suwido segera berangkat ke arah selatan seperti yang diperintahkan. Berhari-hari kemudian, tibalah dia di pantai selatan. Gadis itu merasa ngeri berada di pantai yang curam dan tajam itu. Tetapi dia percaya akan katakata yang didengar dalam tapanya itu, yang diperaya sebagaipetunjuk dari para dewa. Dengan penuh kepercayaan pula Deewi Suwido terjun ke laut dari tebing yang curam.

Setelah muncul kembali dari dalam air laut, segala penyakit yang menempel pada tubuh Dewi Suwido telah hilang. Kecantikan Dewi Suwido kembali pada keadaanya semula bahkan lebih cantik. Menurut kepercayaan penduduk setermpat, Dewi Suwido masih hidup hingga kini dan menjadi Ratu di laut Selatan, ratu dari segala jin dan siluman disana.


Senin, 11 Mei 2009

Siapa Tau Beruntungggg?????

lagi twitteran eh ada twit nya si poconggg yg katanya

waahhhhhhh gue sebagai pelajar yg ngekost dengan uang jajan sebulan yg pas - pasan

langsung deh tuh ngeliat twit nya pocong yg satu ini kayak yg paling bersinar
langsung gue follow aja tuh si @JuraganGadget
gue liat timeline nya sih katanya jam 8 malem mau bagi bagi hadiah
waaaahhhhhhh...

gue liat jam di laptop masih menunjukkan jam 19.49
beberapa menit lagi bakal ada bagi hadiah
sambil nunggu bagi bagi hadiah
gue buka aja web nya si juragan gadget ini
yg katanya juga siapa tau dpt pencerahan jawaban dari soal yg di kasih sama juragan gadget nanti di twitter
(masih loading)
(masih loading)
ternyata lama juga ya loading web si juragan gadget ini
detik demi detik berlalu
menit demi menit berlalu
GAK KEBUKA BUKA WEB NYAAAAAAAAAAAAA
tunggu lagi
reload lagi reload lagi
KEBUKAAAAAAA  *buang napas
tapi si juragan gadget belom ngasih soalnya nih di twitter
detik demi detik berlalu lagi
menit demi menit berlalu lagi
sampe gue pantengin tuh profil nya juragan gadget
*ngebet banget penget dapet hadiah*
tunggu lagi
tunggu lagi
dan akhirnyaaaa
oke syarat pertama katanya di suruh
langsung deh tuh ke fesbuknya juragan
langsung gue komen statusnya

pas ke statusnya sih masih ada 13 komentar
eh di reload sebentar udah udah 201 komentar aja ckckckck
emang ya manusia kalo udah ada yg namanya hadiah
langsung deh cepet kayak meteor
gue juga emang ngebet bgt pengen ganti hape
udah terlalu setia gue sama hape senter gue ini

gak beberapa lama
keluar lagi syarat ke-2 dari juragan gadget ini

awalnya gue gak ngerti maksudnya apa
tapi stelah di kasih contoh sama juragannya
langsung gue laksanakan syaratnya
gue tebarin lah itu twit gue yg beraroma sama
ke temen temen gue yg ada di twitter
biarin deh tuh temen temen gue heran
bodo amat mau di bilang tukang sales twitter
atau mamang mamang jualan gadget di twitter
oke...menunggu lagi syarat selanjutnya
dan podium pun semakin memanas
huh hah huh hah
dag dig dug dag dig dug
bip
bip
bip
(masih menunggu)
beneran ya lamaaaaaa...
(kejadian yg terjadi langsung gue tulis)
saking lamanya
gue Replay aja tuh juragan biar di lanjutin

baru aja di posting
udah muncul lagi syarat ke-3
langsung manut lagi apa yg di suruh
gue klik like nya
trus gue tulis nama twitter gue di komentarnya
gak lama ada twit lagi dari si juragan ini
heemmmm...padahal udah berkobar kobar siapa yg bakal dapet hadiah
eh ternyata gak langsung di umumin
oke perjuangan beloum berakhir
tunggu saja hasilnya besok :)

gute Nacht