Kamis, 08 Oktober 2009

Bagai mana memilih Pasangan yang Tepat

Aduuhhh............pucinkk gak punya pacar???
Baca dulu donk supaya gak pucink. Dijamin deh yang namanya pacar pasti gak akan kepikiran lagi.

Salah satu keputusan terpenting yang harus diambil oleh seseorang dalam kehidupannya adalah tentang siapa yang akan menjadi pendamping hidupnya. Keputusan ini menjadi keputusan yang sangat penting mengingat bahwa secara mendasar perkawinan hanya dirancang TUHAN untuk dilakukan sekali sepanjang hidup. Menikah dengan orang yang salah berarti mengalami kekecewaan seumur hidup; tetapi menemukan orang yang tepat, akan mendatangkan tahun-tahun yang dapat dinikmati bersama.

Masalah yang sangat utama adalah bagaimana menemukan orang yang tepat? Apakah memang betul TUHAN telah menetapkan seseorang (tertentu dan hanya satu) untuk menjadi pendamping hidupku? Kalau ya, bagaimana caranya supaya bisa menemukan orang tersebut? Kalau tidak, apa yang seharusnya saya lakukan untuk menemukan orang yang tepat (dari beberapa alternatif kemungkinan yang ada diantara banyak ciptaan TUHAN) tersebut?

Dalam proses pemilihan tersebut,ada beberapa pedoman penting:

Umur
Berbicara soal umur, soal waktu. Kapan dan umur berapa kita mulai pacaran, mulai memilih teman hidup bahkan menikah?

Tiap masyarakat, tiap zaman mempunyai patokan sendiri-sendiri kapan biasanya orang mulai menikah. Abad yang silam dimana di kota-kota tertentu hanya ada sekolah hingga SD atau SMP atau sampai hari ini di daerah dan pedalaman, maka sangat lazim jika orang menikah setelah lulus SMP. Hal yang sama akan menjadi tertawaan jika dilakukan di Jakarta.

Tidak ada patokan yang memberikan batasan dalam hal usia. Yang saya bisa ajarkan adalah jika seseorang sudah cukup ‘dewasa’ dalam pengertian bisa dan mampu hidup mandiri, secara rohani, pribadi, emosi dan ekonomi, jika seseorang berani untuk ‘meninggalkan ayahnya dan ibunya’ dalam arti prioritas, dalam arti tidak lagi tergantung dan mengandalkan orang tua secara ekonomi dan emosi, maka boleh saja seseorang mulai mencari teman hidup.

Saya ajarkan untuk mencari teman hidup dalam arti sungguh-sungguh mencari isteri atau suami untuk dinikahi, bukan mencari ‘pacar’ untuk uji coba cocok atau tidak.

Tanda kedewasaan lainnya adalah berani mengambil keputusan, bertanggung jawab, juga dia tahu kriteria apa yang dibutuhkan karena sudah mengenal jati diri, mengenal diri sendiri, mengenal sifat, temperamen dasar dan karakter sendiri dan mulai bisa mengerti teman hidup semacam apa yang diperlukannya.