Hangatnya
matahari terusik mendung yang menjingga. Orang pun lalu-lalang bergegas
mencari tempat yang aman dari berangasnya alam yang seakan mencekam.
Tapi denganmu aku tidak merasa tergesa. Kau berjalan laksana percaya
pada dunia. Meski sering kali kau membuatku sebal jika kutanya apa itu?
Atau kenapa begitu? Bagaimana tidak..? karena jawabanmu akan selalu sama.. sebuah senyuman. Hhh…aku habis akal karena tak sabar.
Pernah
suatu hari di suatu pagi… Meratap dinginnya senja di pagi hari.
Menyusuri jalan-jalan setapak yang kujejaki semalam tadi. Mencari
teka-teki keresahan yang menjajah relung-relung hati. Banyak pilihan
jalan yang bagiku tampak serupa. Semua dengan resiko yang tak bisa
kupandang sebelah mata. Dibalik debu dan kabut yang menyelimutinya. Aku
akan mencoba perlahan mencari jawaban semua tanya atau mungkin hanya
mimpi-mimpiku yang tak pernah ada ujungnya. Lalu kutanya padamu yang
menggenggam tanganku ringan. Harus bagaimana? Kau hanya tersenyum lalu
menarikku berjalan menyusuri taman. Lalu kau ceritakan tentang
bunga-bunga yang bermekaran… dongkol bukan main hatiku saat itu. Lalu
tanpa sadar aku terlena dengan indahnya kupu-kupu yang berterbangan
diantara bunga-bunga yang kau ceritakan. Aku takjub dan tersenyum riang…
lalu aku terlupa akan masalah yang memang tak ada habisnya. Denganmu
kau ajarkan aku menjalani tantangan. Bukan berlari menghindar..
Mungkin
dunia akan menanyakan pada langit senja ini apa yang terjadi.
Serba-serbi manusia akan muram dengan meredupnya bumi. Dengan air mata
yang mencurah haru dari langit.. seakan menghalangi mimpi-mimpi manusia
yang bertebaran di atas tanah. Tapi bersamamu aku hanya terdiam.
Mengikutimu menadah hujan dengan kedua tangan. Mencoba merasakan apa
yang hendak disampaikan alam..begitu katamu. Aku hanya cengar-cengir
mengikuti saja. Kurasakan hujan gerimis menyapu lembut telapak tanganku.
Pelan…lalu membasuh mukaku. Aku tak lagi melihat muramnya langit
mendung yang menjulang. Tak lagi hiraukan jadwal padat yang menanti ku
di depan. Aku turut mendengarkan alam yang bercerita sambil berdendang. Meski
bahasanya kadang tak bisa aku mengerti… bahkan seringkali membuatku
merintih sepi. Tapi denganmu, kini aku diam berkhidmat… kau bungkam
tanyaku dengan senyum penuh artimu. Kau raih lagi tanganku. Lalu kau
tunjukkan padaku di ujung langit jauh sana… pemandangan luar bias indah
menyesakkan hati. Indah sebuah pelangi menghantarkan gerimis lembut yang
menyapu bumi.
Lalu saat hujan tak gerimis lagi… kau mengajakku menjalani lagi hari sambil menceritakan tentang warna-warna pelangi… J
BASED ON TRUE STORY….
Thx
to all yang pernah, selalu dan akan menggenggam tangan menghadirkan
senyum di duniaku ini… kalianlah sahabat… kamulah sahabat…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar